Salinitas Tanaman; Sensitivitas (NaCl) Garam pada tanaman

Tanah   garam   adalah   nama   gabungan   jenis-jenis   tanah   yang   hanya dibedakan  atas  tiga  taraf  evolusinya  ialah:pada  taraf  pertama  tanah  solonchak,  taraf kedua solonetz dan taraf ketiga solodi. Sigmond menamakannya sodium soil yang  dibedakan  atas:  (1)  saline  soil  untuk  solonchak    (2) Salty  alkali  soil  untuk  campuran solonchak dan solonetz, (3) leached alkali soils untuk solonetz asli dan (4)  degraded  alkali  soil  untuk  solidi.  Tanah  ini  tersebar  sebagai  tanah  zonal  di  daerah  kering  (arid  atau  semiarid).  Di  Indonesia  jenis-jenis  tanah  ini  diduga  terdapat di Nusa Tenggara terutama di Timor (Darmawijaya,1992)
Tanah  bergaram  dapat  diklasifikasikan  berdasarkan  salinitasnya  yakni:  tanah  salin  (terlalu  banyak  garam)  mempunyai  pH  <8,5,  tanah  Sodik  (  lebihdari 15%  pertukaran  ion  Natrium)  mempunyai  pH  >8,5  dan  tanah  salin  sodik  (terlalu  banyak  garam  dan  tinggi  pertukaran  ion  Natrium)  mempunyai  pH  <8,5.  Banyak  tanaman seperti Barley, rumput-rumputan, bit gula, kapas, asparagus relatif tahan garam  sedangkan  clovers  dan  buncis  dan  banyak  buah  berri  relatif  ketahanan  rendah pada kondisi garam (Douahue et all, 1977)
Cekaman dapat diartikan juga sebagai perubahan signifikan dari kondisi optimal yang dapat mengakibatkan adanya perubahan pada tingkat fungsional. Perubahan yang terjadi sebagai respon dari kondisi cekaman tersebut dapat bersifat sementara maupun permanen (Larcher, 1995). Salah satu kondisi cekaman yang banyak dijumpai pada lahanlahanpenanaman adalah cekaman garam
Pengendapan   garam   yang   sudah   larut   dalam   tanah   secara   parah   menghambat    pertumbuhan    tanaman.    Pengendapan    garam    tersebut    akan    mengimbas plasmolisis yaitu suatu proses bergerak keluarnya air dari tanaman ke larutan  tanah.  Kehadiran  ion  Na+ dalam  jumlah  tinggi  dapat  mempertahankan  partikel-partikel  tanah  tetap  tersuspensi.  Dengan  pengeringan,  tanah  membentuk  lempeng-lempeng  keras  dan  terjadi  pembentukan  kerak  di  permukaan.  Yang  disebut terakhir ini menurunkan porositas tanah dan aerasi terhambat secara parah. Nilai pH yang tinggi pada banyak diantara tanah-tanah tersebut juga menurunkan ketersediaan  sejumlah  hara  mikro.  Jenis  tanah  ini  sering  kahat  dalam  Fe,  Cu,  Zn  dan atau Mn (Tan, 2004)
Salinitas didefinisikan sebagai adanya garam terlarut dalam konsentrasi yang berlebihan dalam larutan tanah.Salah satu strategi untuk menghadapi tanah salin adalah memilih kultivar tanamanpertanian yang toleran terhadap kadar garam yang tinggi (Yuniati, 2004).
Berbagai  macam  garam  dapat  membuat  respon  tanaman  yang  berbeda-beda pada salinitas. Ion-ion  terdiri  dari  Na+, Cl-, H2PO4- dan  HCO3- mengandung racun bagi  tanaman.  Bagaimanapun  seperti  yang  kita  ketahui  bahwa  setiap  tanaman  berbeda  kesensitifannya  pada  jumlah  ion  untuk  efek  racun,  kandungan  efek  Na+ yang  tinggi  menyebabkan  ketidakseimbangan  pada  penyerapan  dan  penggunaan   kation-kation   lain.   Contohnya   Na+ berkompetisi   dengan   nutrisi   penting   ion   K+ pada   proses   pengangkutan   sepanjang   membran   sel   selama pengambilannya   sulit   bagi   tanaman.   Keadaan   Ca2+ yang   cukup   membantu         (Brady dan Ray, 2008).

Komentar