
Dari seluruh batangnya tanaman mengeluarkan zat kimia yang sangat menakjubkan-gula dan senyawa bau dari bunga, terpenoid dan leachate yang mudah larut dari daun, dan sangat banyak yang berasal dari akar. Rovira (1969) mengumpulkan laporan yaitu 10 gula, 19 asam amino,10 asam organik, 2 flavonon, 3 enzim dan satu nukleotuda dalam eksudat akar.
Indikasi terjadinya fenomena alelopati dapat terlihat melalui beberapa bentuk, di antaranya adalah autotoksisitas, efek residu, dan penghambatan gulma. Autotoksisitas terjadi bila alelopati terjadi di antara individu dalam satu spesies yang sama, contohnya spesies Medicago sativa (alfalfa), Trifolium spp. (semanggi), dan Asparagus officinalis (asparagus). Hal ini diperkirakan menjadi salah satu penyebab pertumbuhan tanaman yang tidak sama pada tahun-tahun berikutnya dalam pertanian.[7] Salah satu bentuk alelopati tanaman lainnya adalah residu dari beberapa tanaman diketahui dapat mengurangi perkecambahan gulma. Beberapa tanaman yang dapat menghambat pertumbuhan gulma melalui proses alelopati adalah Avena fatua (haver), E. repens (semacam rumput), Cirsium arvense, dan Stellaria media
Komentar
Posting Komentar