Perban Alami dari gulma; Babadotan; Ageratum conyzoides; Deskripsi, Manfaat dan Kegunaanya.

Daun babadotan adalah jenis daun liar yang berasal dari tanaman liar babadotan. Warna daun ini hijau dengan bentuk oval yang cukup lebar. Tekstrunya kasar dan memiliki pola tertentu pada permukaannya. Selain daunnya yang cantik, tanaman babadotan juga dilengkap dengan jenis bunga kecil yang manis. Dengan ciri-ciri tanaman babadotan tersebut, maka Anda akan mudah menemukan daun ini di sekitar jalan ataupun pinggiran sawah.Daun babadotan mengandung beberapa senyawa alami yang berfungsi dalam meningkatkan kualitas kesehatan tubuh dan juga memberikan perlindungan lebih terhadap tubuh dari serangan penyakit menular, penyakit dalam, maupun penyakit serius dan juga kronis.
Bandotan (Ageratum conyzoides) adalah sejenis gulma pertanian anggota suku Asteraceae. Terna semusim ini berasal dari Amerika tropis, khususnya Brasil, akan tetapi telah lama masuk dan meliar di wilayah Nusantara.  
Nama Daerah :Tumbuhan ini mendapatkan namanya karena bau yang dikeluarkannya menyerupai bau kambing. Sumatera: bandotan, daun tombak, siangit, tombak jantan, siangik kahwa, rumput tahi ayam. Jawa: babadotan, b. leutik, babandotan, b. beureum, b. hejo, jukut bau, ki bau, bandotan, berokan, wedusan, dus wedusan, dus bedusan, tempuyak. Sulawesi: dawet, lawet, rukut manooe, rukut weru, sopi, reu balacung (Enrekang). NAMA ASING : Sheng hong ji (C), bulak manok (Tag.), ajganda, sahadevi (IP), billy goat weed, white weed, bastard agrimony (I), celestine, eupatoire bleue
Deskripsi Babadotan (Ageratum conyzoides)
Habitus : Herba, 1 tahun, tinggi 10 – 120 cm.
Batang : Tegak atau terbaring.
Daun : Tunggal, bulat telur, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi beringgit, panjang 3 – 4 cm, lebar 1 – 2½ cm, pertulangan menyirip, tangkai pendek, hijau.
Bunga : Majemuk, di ketiak daun, bongkol menyatu menjadi karangan, bentuk malai rata, panjang 6 – 8 mm, tangkai berambut, kelopak berbulu, hijau, mahkota bentuk lonceng, putih atau ungu.
Buah : Padi, bulat panjang, bersegi lima, gundul atau berambut jarang, hitam.
Biji : Kecil, hitam.
Akar : Tunggang, putih kotor.
Kegunaan;
Di Bogor, babadotan dikenal luas sebagai obat luka. Caranya, dengan menumbuk bandotan dan dicampur dengan minyak goreng, dan dipergunakan untuk obat luar saja. Menurut Heyne[6], daun tumbuhan ini diremas-remas, dicampur dengan kapur, dioleskan pada luka yang masih segar. Rebusan dari daun juga digunakan untuk obat sakit dada, sementara ekstrak daunnya untuk obat mata yang panas. Akar yang ditumbuk dioleskan ke badan untuk obat demam; ekstraknya dapat diminum. Daunnya bisa dijadikan obat tetes mata, dengan jalan menumbuknya; air tumbukan tersebut, bisa diteteskan ke mata untuk cuci mata. Cara ini umum di Pantai Gading. Di sana pula, bandotan dipergunakan untuk sakit perut, penyembuhan luka, dan untuk menyembuhkan patah tulang.
Zat yang terkandung dalam babadotan yang dilaporkan pada tahun 1987 adalah sebagai berikut: minyak esensial, alkaloid, dan kumarin. Meski demikian, tumbuhan ini juga memiliki daya racun. Di Barat, bandotan juga dimanfaatkan sebagai insektisida dan nematisida.
Sementara, penelitian lain menemukan bahwa bandotan dapat menyebabkan luka-luka pada hati dan menumbuhkan tumor. Tumbuhan ini mengandung alkaloid pirolizidina
Tumbuhan ini menyebar luas di seluruh wilayah tropika, bahkan hingga subtropika. Didatangkan ke Jawa sebelum 1860, kini gulma ini telah menyebar luas di Indonesia. Di Amerika Selatan, tumbuhan ini malah dibudidayakan; menurut catatan sejarah, bandotan memang didatangkan dari Meksiko.
Penyebaran;
Bandotan sering ditemukan sebagai tumbuhan pengganggu di sawah-sawah yang mengering, ladang, pekarangan, tepi jalan, tanggul, tepi air, dan wilayah bersemak belukar.[2] Ditemukan hingga ketinggian 3.000 m, terna ini berbunga sepanjang tahun dan dapat menghasilkan hingga 40.000 biji per individu tumbuhan. Karenanya, gulma ini dirasakan cukup mengganggu di perkebunan. Di luar Indonesia, bandotan juga dikenal sebagai gulma yang menjengkelkan di Afrika, Asia Tenggara, Australia, serta di Amerika Serikat

Komentar